Pemanfaatan Etnosains dan Permainan Tradisional untuk Membangun Warisan Budaya dan Anak yang Berkualitas di Kalurahan Sendangsari

Kesadaran akan keberlanjutan warisan budaya merupakan aspek penting dalam menjaga identitas suatu masyarakat. Di tengah era digital yang kian merajalela, pelestarian budaya menjadi tantangan tersendiri. Untuk menghadapi perubahan ini, Kalurahan Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo,  bersama Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) telah merancang berbagai kegiatan yang mengintegrasikan etnosains dan permainan tradisional anak. Inilah langkah awal untuk memastikan warisan budaya tetap hidup dan anak-anak tidak terjerumus ke dalam kecanduan gadget.

Pada tanggal 27 Mei 2023, Tim PKM melakukan pertemuan awal dengan staf Kalurahan Sendangsari untuk membahas rencana kegiatan  Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) UNY Permainan dan Dolanan Tradisional Desa Sendangsari. Pertemuan ini dihadiri oleh tim  PkM UNY yang diketuai Dr. Nur Hayati, M.Pd. bersama anggota PkM UNY terdiri dari Dr.Asri Widowati, M.Pd.,M.Ce,  Ir. Muhkamad Wakid, M.Eng., melakukan koordinasi bersama pamong Desa Sendangsari, Pak Suwarna Utama, SP selaku Kamituwo Kalurahan Sendangsari, Ketua IGTK Kalurahan Sendangsari yakni Bu Sumiyati, beserta Pak Sigit Rahmanto, S.Pd selaku Carik Desa Sendangsari. Hasil pertemuan ini menjadi langkah awal bagi Tim PkM UNY untuk mengembangkan buku panduan permainan dan dolanan tradisional di Desa Sendangsari dan sekaligus membelajarkan permainan dan dolanan tradisional di kalangan pendidik PAUD, TK, maupun SD serta melakukan ujicoba produk kepada anak anak di beberapa jenjang. Dalam pertemuan ini juga sudah mulai diidentifikasikan nama nama permainan dan dolanan tradisional Desa Sendangsari. Contohnya, 'jlong jling' atau dikenal juga dengan engklek, pathil lele atau ditempat lain dikenal dengan istilah benthik.

Tim PkM melakukan koordinasi lanjutan pada tanggal 6 Juli 2023, untuk mengkaji program pengembangan Kawasan Budaya Sendangsari. Salah satu tahapan penting adalah validasi tahap  Buku Panduan Permainan Tradisional Anak Sendangsari. Proses validasi melibatkan masyarakat setempat dalam mengevaluasi 10 permainan tradisional anak Sendangsari. Hasil dari diskusi ini adalah rekomendasi untuk mempertahankan beberapa permainan dan dolanan tradisional. Ada yang dapat dijadikan kompetisi, sementara yang lain tetap sebagai hiburan untuk mengisi waktu luang. Permainan dan dolanan tradisional juga diberi koding simbol tentang kecocokan pemain berdasarkan jenjang usia PAUD, atau SD ke atas dengan mempertimbangkan aktivitas, skills, dam resiko keamanan dan keselamatan. Kegiatan dirangkai dengan serangkaioan Focus Group Discussion (FGD) bersama sesepuh Desa yang ahli permainan dan dolanan tradisional, dibantu dengan guru guru serta pamong Desa Sendangsari untuk memperoleh bentuk konten yang original ala Desa Sendangsari. Hasil FGD merekomendasikan beberapa revisi, termasuk penambahan nama-nama khas Sendangsari dan nama nasional. Permainan dan dolanan tradisional anak Sendangsari semakin siap untuk dihadirkan kepada anak-anak.

Tidak berhenti di situ, pada tanggal 3 Agustus 2023, tim PKM melanjutkan dengan uji terbatas Buku Panduan Permainan dan Dolanan Tradisional Anak Sendangsari. Melibatkan pendidik dari Pos PAUD, guru TK, guru SD, tim Sanggar Among Lare, serta staf pemerintah Kalurahan Sendangsari yang dihadiri oleh Pak Lurah, Pak Carik, dan Pak Tomo. Kegiatan ini termasuk pengujian tata tulis dan bahasa buku panduan serta praktik langsung setiap permainan dan dolanan tradisional. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa buku panduan ini benar-benar dapat dipahami oleh anak-anak. Dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik antara Tim PkM dan masyarakat Kalurahan Sendangsari, langkah-langkah konkret telah diambil untuk melestarikan warisan budaya dan mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai budaya mereka. Buku Panduan Permainan dan Dolanan Tradisional berisi tentang permainan dan dolanan tradisional yang sudah dikategorisasikan berdasarkan usia pemainnya, yaitu usia PAUD, TK, dan SD ke atas. Diharapkan bahwa dengan program ini, anak-anak akan lebih menghargai warisan budaya mereka dan tidak terlalu tergantung pada teknologi digital. Semua ini adalah investasi dalam masa depan yang lebih kaya dan berharga bagi Kalurahan Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo secara khusus dan Indonesia dalam skala lebih luas karena memiliki potensi besar agar “From Lokal to Global”. (Nh, Mw, Aw).

Tags: